Thursday, January 28, 2010

Pentingnya JILBAB Kepada Umat

Jilbab


Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang

mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33]:59) (lihat juga An Nur [24]: 31)


Perintah berpakaian yang menutup aurat bagi perempuan adalah tanggungjawab kita semua,lelaki dan perempuan. Bahkan kalau diperhatikan sebenarnya perintah berjilbab itu turun kepada lelaki. Yang diperintah itu lelaki. Lelaki diperintah untuk menyuruh isterinya, anak-anaknya, isteri-isteri kaum muslimin untuk mengulurkan jilbab sampai seluruh tubuhnya. Perumpamaannya adalah seperti seorang camat yang menyuruh seorang kepala desa, "Hai kepala desa, perintahkan masyarakatmu membuat pagar di sekeliling rumah mereka." Apabila masyarakat tidak memagar rumahnya, yang dimintai pertanggungjawabkan, yang dimarahi oleh camat tentulah kepala desa. Dan sebagai warga masyarakat yang baik, tentu kita tidak ingin kepala desa kita dimarahi oleh camat. Dan kepala desa yang baik tentu tidak ingin mendapatkan teguran keras dari camat disebabkan masyarakatnya tidak memagar rumahnya. Kerana itu ia akan selalu menekankan tentang perintah memagar halaman ini sampai semua rumah warganya berpagar. Kalau masyarakat sayang kepada kepala desanya, agar jangan dihukum oleh camat, satu-satunya cara adalah masyarakat memagar sekeliling rumahnya.


Demikian kalau difikirkan logikah perintah menutup aurat ini. Perintah ini turun kepada lelaki agar menyuruh isteri-isterinya, anak-anaknya, isteri-isteri orang beriman mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Kalau seorang perempuan sayang kepada suaminya (kalau sudah menikah) atau sayang kepada bapanya, agar jangan dihukum disebabkan melalaikan perintah menutup aurat ini, satu-satunya cara adalah tutuplah aurat. Ini sebenarnya untuk membantu suami atau bapa agar jangan mendapatkan pertanyaan, mendapatkan hukuman di akhirat kelak.


Dari tinjauan psikologi pun, perintah menutup mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh ini pun sangat sesuai. Kalau direnungkan, sebenarnya lelaki itu, secara alamiah bersikap lebih agresif dan imaginatif. Maaf!! ini pengakuan jujur dari kaum lelaki. Dengan melihat perempuan secara sepintas saja, seorang laki-laki akan boleh menampilkan gambar lengkap perempuan tersebut sesuai dengan imaginasinya. Maaf!! sekali lagi, silakan perbetul terutama dari lelaki, kalau perempuan merentasi di depan lelaki walaupun perempuan tersebut berpakaian lengkap, lelaki itu boleh menampilkan gambarannya dalam keadaan, maaf!!, telanjang! Inilah lelaki. Makhluk yang sangat menderita dengan dirinya kerana sifatnya ini, makhluk yang katanya perkasa tetapi sangat rapuh terutama oleh gangguan imaginasi-imaginasinya. Makanya panduan ketat diberikan kepada lelaki. Apabila bertemu dengan perempuan segeralah tundukkan pandangan. Apabila sudah siap, bagi yang belum menikah segeralah menikah. Bila belum mampu, puasalah. Ini sebahagian panduan kepada lelaki. Berat. Jadi, perintah menutup aurat itu juga sekalian membantu lelaki agar jangan terlalu sering muncul sifat liarnya. Kerana dengan pesonanya, perempuan dapat menjatuhkan lelaki hanya dari sudut kerling matanya.


Ungkapan ini, pertama sekali saya mengutuk dan menyeru diri saya sendiri yang berpenampilan seperti kejahilan dan lemah segi keimanan, supaya dapat menunaikan seperti yang diperintaNYA, walaupun lelaki tidak ditekankan disini. Kepada sahabat di bumi yang dalam fatrah musim sejuk,terutama mujahidah salurlah auratmu seperti yang diperintahNYA, Ambillah perhatian perkara tersebut, terutama pelajar agama. Ini kerana, kadang-kadang penampilan tersebut melambangkan ilmu dan keimanan kita sebagai pelajar agama. Sama-samalah kita menunaikan perintahNYA sebelum..

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (Ali ‘Imran: 185)


Sekali lagi, ini tanggungjawab kita semua. Kita saling bantu. Perempuan membantu lelaki. Perempuan membantu dirinya sendiri agar terhindar dari sifat ‘liarnya’ laki-laki atau dalam ungkapan ayat di atas, agar mereka tidak diganggu. Wallahua’lam Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan kepada kita untuk melihat yang benar itu benar dan dikuatkan untuk melaksanakannya. Dan semoga kita dapat melihat yang salah itu salah, dan kita kuat menjauhinya.


Sunday, January 24, 2010

senjata seorang hamba

Mengapa Mesti Berdoa..


Mengapa mesti berdoa? Bukankah Allah Tuhan seru sekalian alam sudah sedemikian Maha

Mengetahui kalimat-kalimat yang kita lahirkan maupun yang masih kita sembunyikan? Bukankah

permintaan yang kita ajukan lewat doa sama ertinya dengan meragukan kemahatahuan Allah?

Sedangkan Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar bahkan segala yang baru tercetus di dasar

hati. Bukankah Dia Maha Kasih dengan kasih sayang yang tak berbatas sehingga kalau pun tanpa

doa dari hamba-hamba-Nya, Dia meluaskan juga pintu rezeki-Nya kepada kita? Lalu mengapa

mesti menyibuk-nyibukkan diri dengan doa?

Dan mengapa mesti menyembah, rukuk sujud dalam solat? Bukankah Allah Maha Benar dengan

segala sifat ketuhanan-Nya? Bukankah penyembahan kita tidak akan mengubah apapun dari sifatsifat-

Nya? Lalu mengapa mengira bahwa Dia memerlukan penyembahan kita, pengakuan dari

kita bahwa Dialah Allah Tuhan yang sebenar-benar Tuhan? Bukankah tanpa itu semua Dia tetap

Tuhan penguasa seluruh alam ini? Lalu mengapa mesti menyembah, rukuk sujud dalam solat?

Ikhwan fillah, mungkin kita pernah ‘tertipu’ dengan ungkapan-ungkapan mengagumkan seperti

beberapa contoh di atas. Ungkapan-ungkapan yang disampaikan oleh orang-orang yang

ucapannya tentang kehidupan dunia sangat mengagumkan, sungguh menarik hati dan melenakan

dan bahkan mereka berani mempersaksikan kepada Allah atas kebenaran isi hatinya, padahal

mereka adalah penentang yang paling keras (QS. Al Baqarah [2]:204). Mungkin suatu kali kita

terkagum-kagum oleh ketinggian nilai-nilai filsafat yang diusung oleh orang-orang seperti ini.

Dan kita, seperti terkesima tidak boleh memberikan argumen atas pertanyaan-pertanyaan yang lebih

berupa pernyataan-pernyataan mengagumkan ini.

Bukti penghambaan, itulah jawapannya. Ketaatan kita adalah bukti bahwa kita mengakui Allah

adalah Tuhan yang menguasai kita. Doa dan rukuk sujud solat kita adalah perwujudan

persaksian kita bahwa Dialah Allah Tuhan yang patut disembah. Dan Allah memang tidak

memerlukan penyembahan kita, tetapi justru kitalah yang lebih memerlukan penyembahan

tersebut sebagai bentuk ketaatan atas perintah-perintah yang Dia bebankan kepada kita.

Ketundukan atas perintah-perintah-Nya adalah wujud dari persaksian kehambaan kita. Bukankah

Allah sang Tuhan yang Maha Menguasai telah memerintahkan kita untuk meminta kepada-Nya?

Bukankah Dia juga telah memerintahkan kita untuk mengingat-Nya dengan solat. Lalu mengapa

kita berkilah untuk mengingkari perintah-Nya bila kita sudah menyatakan janji ketaatan kepada-

Nya. Bukankah Dia memerintahkan kepada kita untuk menyatakan: "Sesungguhnya solatku,

ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (QS. Al An’am [6]:

162)

Menurut riwayat, shahabat Umar radhiallahu ‘anhu, semoga Allah meridhoinya, pernah ‘marah’

kepada hajar aswad, batu hitam yang dicium di samping Ka’bah dalam rangkaian ritual ibadah

haji. Dengan bahasa kita sekarang beliau sampai berkata, ‘seandainya bukan Allah dan rasul-Nya

yang mensyariatkan, tak kan kucium kau wahai batu hitam kerana apalah engkau hanya

sebongkah batu’. Inilah ketaatan kepada Allah. Inilah penghambaan yang dibuktikan dengan

ketundukan terhadap perintah-perintah-Nya.

Dan Allah Tuhan seru sekalian alam telah mengajarkan bahwa taqwa, menjalankan semua

perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya adalah bentuk dari persaksian kita.

Di dalam hidup ini, banyak sekali perintah-perintah dan larangan-Nya yang harus kita patuhi

untuk mewujudkan penghambaan kita. Tinggal kita sekarang mau atau tidak melaksanakan

perintah dan menjauhi larangan sebagai bentuk ketaatan.

Ya Allah jadikan kami sebagai hamba yang selalu melaksanakan perintah-perintah-Mu dan

menjauhi larangan-larangan-Mu.